Tarif dan Pernikahan

Tarif dan Pernikahan

Ketika beberapa membeli rumah bersama-sama dan mereka membutuhkan hipotek mereka berdua menyelesaikan aplikasi pinjaman dan menyediakan semua dokumentasi dari masing-masing seperti bertopik gaji dan laporan bank dan pajak. Pasangan yang sudah menikah biasanya memiliki rumah di bawah apa yang disebut Joint Tenancy atau Suami Istri sebagai Joint Penyewa (HWJT). Ini berarti bahwa jika salah satu pasangan meninggal setelah hipotek ditempatkan pasangan yang masih hidup secara otomatis menjadi pemilik tunggal dari properti. Tapi apa manfaat lain untuk pasangan yang sudah menikah dapatkan ketika mengajukan permohonan hipotek?

Benar-benar, tidak apa-apa dibandingkan dengan peminjam lainnya selain mungkin bagaimana kepemilikan dipegang. Setiap pasangan, menikah atau tidak, dapat memperoleh hipotek bersama-sama. Tidak ada hukum yang menyatakan jika dua orang membeli rumah dan mendapatkan pembiayaan kemudian harus menikah.

Kebanyakan undang-undang negara yang mengatur kepemilikan real estate dapat memiliki aturan yang berbeda tentang yang menikah atau tidak menikah, tetapi perbedaan yang nyata bukanlah program pinjaman tapi bagaimana peminjam mengambil kepemilikan, atau bagaimana mereka mengambil "title." Orang-orang yang membeli real estate bersama-sama yang belum menikah akan paling sering mengambil kepemilikan sebagai milik masyarakat. Orang lain dapat menempatkan properti menjadi kepercayaan atau badan hukum lain yang diizinkan oleh pemberi pinjaman.

Tapi mengenai setiap aspek lain untuk mendapatkan hipotek pemberi pinjaman melihat pendapatan, rasio utang, kredit, aset dan hunian. Seorang pemberi pinjaman tidak peduli benar-benar jika dua, tiga atau empat orang membeli rumah bersama-sama atau jika pasangan menikah atau tidak. Pemberi pinjaman peduli jika pinjaman mereka membuat sesuai dengan pedoman underwriting dan mereka berharap untuk dibayar kembali pada waktu, setiap waktu.